Fenomena Alam yang Sangat Langka Part 2

Sesuatu berwarna hitam gelap muncul kemudian tenggelam kemudian timbul tenggelam lagi di permukaan laut. Mulanya satu. Kemudian dua. Kemudian tiga. Kemudian banyaaaaaak. Sirip atas mereka yang khas membuat Devmin menganga. “Opos, itu lumba-lumba kah ?” tanya Devmin. “Iya, mbak ! Cepat foto!” Bukannya mengambil kamera, Devmin malah menuruni bukit karang tadi menuju pesisir yang lebih dekat dengan pasukan lumba-lumba yang kali ini melakukan atraksi melompat tinggi kesana kemari. “Arus dingin sudah di mulai Mbak” lanjut Opos.

Arus dingin. Masyarakat Alor biasa menyebutnya seperti itu. Dimana kondisi air laut berubah menjadi sedingin es. Kondisi ini menyebabkan ikan-ikan yang berada di perairan Alor Kecil keluar ke permukaan. Parahnya lagi, menyebabkan ikan-ikan kecil mati kemudian terdampar begitu saja di pesisir. Ikan-ikan yang mati inilah yang di kumpulkan oleh warga. Arus dingin ini sendiri biasanya hanya terjadi 2 jam setelah itu suhu air menjadi normal kembali. “Memangnya dingin banget Pos?” tanya Devmin. “Coba saja mbak rendam kaki di airnya. Kalau tahan sampai 5 menit, saya kasih uang seratus ribu” ucap Opos. Devmin pun menjawab tantangan Opos. Baru saja air kena jempol, Devmin langsung berteriak “Allahu Akbar”. Airnya terasa seperti es yang mencair. Sangat-sangat dingin. Bahkan Devmin sempat melihat ada uap yang keluar dari permukaan airnya.

Menurut warga lokal, belum ada penjelasan secara ilmiah atas fenomena arus dingin ini. Pernah ada beberapa peneliti dari Perancis dan Jepang, namun hingga saat ini hasilnya masih nihil. Masyarakat lebih populer akan andil kekuatan magis serta sejarah mistik yang katanya berkaitan dengan Ratu Penguasa Laut Selatan.

“Mbak, saya tinggal ke sana dulu ya. Saya juga mau tangkap ikan” Ungkap Opos sembari menunjuk salah satu pesisir pantai. “Oh, iya Pos. Nggak papa. Saya masih ingin melihat lumba-lumba”. Selain Opos ternyata warga lain pun berhamburan berenang di laut demi menangkap ikan. Asli loh, itu airnya dingin banget. Entah terbuat dari apa tubuh dan kulit mereka sehingga bisa tahan dengan suhu air yang mungkin sudah hampir nol derajat itu.

Tak terasa sudah sekitar 2 jam Devmin tercengang menyaksikan momen langka ini. Orang-orang pun sudah mulai naik ke daratan kembali. Devmin mencelupkan lagi kaki ke air laut, air kembali ke suhu normal bahkan mulai agak hangat. Arus air laut pun kembali tenang. Tak ada lagi pusaran-pusaran kuat. Lumba-lumba yang tadi berparade pun sudah hilang. Burung-burung pemangsa ikan hanya tinggal satu dua entah kapan perginya. Sungguh fenomena luar biasa yang membuat Devmin bersyukur bisa menikmatinya langsung.

Devmin mengedarkan pandangan, mencari Opos yang tadi katanya menangkap ikan. Setelah menemukan sosok Opos, Devmin pun menyusulnya. Sesampai di hadapannya, ia pun berkata : “Mbak, tolong foto saya. Saya banyak tangkap ikan”.